Friday, May 2, 2014

kembali kepada ketwadhu'an kepada Allah

biasanya, yang memiliki saham terhadap suatu perusahaan adalah yang berhak mendapatkan hasil dari keuntungan perusahaan tersebut. itu sudah pasti karena investor tersebut sudah menaruh sahamnya, terlepas dari besar kecilnya jumlah saham yang diinvestasikan, tapi investor tetap berhak mendapatkan hasilnya nanti.

lalu, bagaimana dengan kehidupan manusia? apakah manusia memiliki saham atas hidupnya? berapa sahamnya? apa sajakah saham yang telah manusia investasikan pada hidupnya?



pada dasarnya, kita tidak berhak menuntut hak kita. karena kita sama sekali tidak punya saham sekecil apapun dalam hidup kita sendiri, apalagi hidup orang lain. maka pantaskah kita meminta, mendikte Allah dengan ribuan keinginan kita untuk mendapatkan hak atas hidup kita?


sesungguhnya, diberi nikmat untuk bisa mengingat dan menuliskan namaNya saja itu sudah merupakan nikmat yang tidak bisa ditimbang dari apa yg sudah kita lakukan. maka pantaskah kita selalu menuntut hak kita? yang kita punya hanyalah kewajiban. itu saja.

tapi Allah, memberikan segala nikmat dan fasilitas buat kita. harta benda, keluarga, kawan, kerabat, prestasi, karir, nikmat ibadah, nikmat sehat, apapun. kenapa?


karena Allah hadir pertama kali kepada kita adalah sebagai Dzat Pecinta, bukan Penghukum. Dia mencintai kita, menyayangi kita, walau kita tidak punya saham apapun atas hidup kita.

betapa baikNya Allah, dan betapa tidak tahu malunya manusia yang terus mendikte Allah dengan ribuan keinginan duniawi.

Bismillahirrohmaanirrohiim .. kembali kepada ketwadhu'an kepada Allah 



Najwa Fakhrin Nisa


No comments:

Post a Comment